Chapter 8
Keesokan harinya, Sophia tiba di sekolah dengan tekad baru. Ia ingin memberi Nephy ruang, tapi juga tak ingin kehilangan ikatan mereka. Di kelas, Nephy kembali tersenyum seperti dulu, meski masih ada sedikit ketebalan di udara. Saat istirahat, Nephy mengajak Sophia ke sudut kantin. “Soph, aku pikir-pikir semalaman. Aku nggak mau takut lagi. Aku suka kamu, beneran. Tapi aku masih perlu waktu buat ngomong sama keluargaku. Kamu… oke sama itu, kan?”
Sophia tersenyum, air matanya hampir jatuh. “Oke, Nephy. Aku bakal nunggu, asal kamu janji nggak menjauh lagi.”
Nephy tertawa kecil, meraih tangan Sophia di bawah meja. “Janji.”
Hari-hari berikutnya, mereka kembali seperti dulu—bercanda, jajan bersama, dan mengerjakan tugas bareng. Tapi kini, ada kehangatan baru di antara mereka, sebuah pengertian bahwa perasaan mereka saling terucap, meski belum sepenuhnya terwujud. Sophia tahu perjalanan mereka masih panjang, tapi untuk pertama kalinya, ia merasa tak sendiri.
Di bawah pohon beringin di taman, suatu sore, mereka duduk bersama, memandang matahari terbenam. “Kamu tahu, Soph,” kata Nephy, “gambar di poster kita… rasanya kayak kita banget.”
Sophia tersenyum, tangannya menyentuh tangan Nephy. “Iya. Dan aku harap kita bisa jalan bareng, kayak di gambar itu, untuk waktu yang lama.”
Comments for chapter "Chapter 8"
MANGA DISCUSSION
(LN) Langkah Ragu di Bawah Pohon Beringin
Sophia, gadis pemalu yang baru masuk SMA khusus perempuan, bertemu Nephy, yang pesonanya mencuri hatinya. Dari obrolan di kantin hingga proyek seni bersama, persahabatan mereka berkembang menjadi...
- Free
- Free
- Free
- Free
- Free
- Free
- Free
- Free
- Free
- Free