Chapter 1

Sophia baru saja lulus SMP ketika ia melangkah masuk ke dunia baru: sebuah SMA khusus perempuan yang terasa begitu berbeda dari sekolah lamanya yang penuh campuran siswa. Dengan seragam baru yang masih terasa kaku, ia berjalan melewati gerbang sekolah, jantungan sedikit lebih cepat dari biasanya. Di sekolah lama, ia terbiasa dengan keramaian laki-laki dan perempuan, tetapi di sini, hanya ada suara tawa dan obrolan para gadis yang menggema di koridor.
Hari-hari pertama berlalu dengan cepat. Sophia, dengan sifatnya yang ramah namun pemalu, mulai menemukan tempatnya. Ia berteman dengan beberapa gadis, tapi belum ada yang benar-benar membuatnya merasa istimewa—hingga suatu hari di kantin sekolah. Saat mengantre untuk membeli es teh, matanya tertuju pada seorang gadis yang berdiri di sudut, memegang buku sketsa dengan rambut terurai lembut. Ada sesuatu di senyumnya yang membuat Sophia lupa cara memesan minuman.
“Dua es teh, ya?” kata penjaga kantin, membuyarkan lamunan Sophia.
“Oh, iya, mbak. Dua,” jawabnya tergagap, lalu memberanikan diri mendekati gadis itu. “Hai, aku Sophia. Kamu… suka gambar, ya?”
Gadis itu menoleh, matanya berbinar. “Hai! Aku Nephy. Iya, nih, Cuma coret-coret biasa. Kamu kelas mana?”

Ternyata mereka satu kelas. Dari hari itu, Sophia dan Nephy mulai sering bersama—bercanda di kantin, makan siang berdua, hingga pulang sekolah bersama meski rumah mereka tak searah. Suatu sore, di tempat rak sepatu, Sophia mengajak Nephy pulang bareng. “Mau bareng di jalan aja? Nanti kita pisah kalau udah dekat rumahku,” katanya, berharap Nephy setuju.

“Boleh, ayo!” jawab Nephy dengan tawa ringan. Perjalanan pulang itu penuh obrolan kecil, tapi bagi Sophia, setiap detik terasa berharga. Malam itu, di kamarnya, ia berbaring sambil menatap langit-langit. “Nephy cantik banget… tapi dia pasti Cuma nganggap aku temen biasa,” gumamnya, sebelum akhirnya tertidur dengan perasaan yang tak bisa ia jelaskan.